Post by monineha690 on Nov 11, 2024 20:31:51 GMT -8
Masa depan keamanan siber: tren utama untuk tahun 2025 dan seterusnya Meningkatnya layanan cloud dan perangkat IoT (Internet of Things) telah mengubah cara bisnis dan konsumen berinteraksi dengan teknologi secara drastis. Inovasi ini telah memicu pertumbuhan usaha baru dan kolaborasi global. Namun, inovasi ini juga telah memperluas permukaan serangan, membuat organisasi lebih rentan dari sebelumnya terhadap ancaman dunia maya. Saat kita memasuki Bulan Kesadaran Keamanan Siber, memahami lanskap risiko siber yang terus berkembang dan cara melindungi aset Anda menjadi semakin penting. Artikel ini akan membahas tren keamanan siber untuk tahun 2025 dan seterusnya, menawarkan wawasan yang dapat membantu bisnis dari semua ukuran menavigasi era digital dengan aman. Pengantar tentang masa depan keamanan siber Menjelang tahun 2025, biaya rata-rata global untuk pelanggaran data telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar $4,88 juta — kenaikan 10% dari tahun 2023.
Dengan semakin majunya teknologi dan serangan yang semakin canggih, bisnis harus tetap waspada dan siap beradaptasi. Dengan memahami dan menangani tren keamanan siber tahun 2025, organisasi dapat secara proaktif menjaga keamanan data, melindungi sistem, dan menjaga kelangsungan bisnis. 1. Memanfaatkan AI untuk keamanan siber Penelitian terkini memperkirakan bahwa pada tahun 2025, jumlah perusahaan AS yang berinvestasi $10 juta atau lebih dalam AI (kecerdasan buatan) akan hampir dua kali lipat Daftar Nomor Whatsapp Selain meningkatkan produktivitas, AI akan memainkan peran penting dalam mengotomatiskan deteksi ancaman, menganalisis kumpulan data besar, dan memprediksi kerentanan secara real time. Dengan mengenali pola dan anomali yang mungkin terlewatkan oleh analis manusia, AI secara signifikan mengurangi waktu respons. Namun, pelaku kejahatan juga akan memanfaatkan AI untuk menciptakan ancaman yang lebih kompleks, seperti malware buatan AI dan kampanye phishing tingkat lanjut.
Dengan para pembela dan penyerang sama-sama memanfaatkan kekuatan AI, hal ini membuat persaingan senjata keamanan siber menjadi lebih dinamis. 2. Mengadopsi arsitektur zero trust Berdasarkan prinsip "jangan pernah percaya, selalu verifikasi," model keamanan zero trust akan mendominasi strategi perlindungan pada tahun 2025. Kerangka kerja zero trust beroperasi berdasarkan gagasan bahwa setiap pengguna, perangkat, dan koneksi – di dalam atau di luar jaringan – harus terus diautentikasi dan diotorisasi. Dengan munculnya pekerjaan hibrida dan jaringan terdistribusi, zero trust akan membantu mengurangi ancaman internal, mengurangi permukaan serangan, dan menyediakan kontrol akses terperinci di semua titik akhir. 3. Menjaga keamanan rantai pasokan Perlindungan rantai pasokan akan menjadi prioritas karena bisnis mengakui adanya risiko yang ditimbulkan oleh vendor dan mitra pihak ketiga. Survei terbaru menunjukkan bahwa insiden keamanan yang terkait dengan pihak ketiga meningkat.
Dengan semakin majunya teknologi dan serangan yang semakin canggih, bisnis harus tetap waspada dan siap beradaptasi. Dengan memahami dan menangani tren keamanan siber tahun 2025, organisasi dapat secara proaktif menjaga keamanan data, melindungi sistem, dan menjaga kelangsungan bisnis. 1. Memanfaatkan AI untuk keamanan siber Penelitian terkini memperkirakan bahwa pada tahun 2025, jumlah perusahaan AS yang berinvestasi $10 juta atau lebih dalam AI (kecerdasan buatan) akan hampir dua kali lipat Daftar Nomor Whatsapp Selain meningkatkan produktivitas, AI akan memainkan peran penting dalam mengotomatiskan deteksi ancaman, menganalisis kumpulan data besar, dan memprediksi kerentanan secara real time. Dengan mengenali pola dan anomali yang mungkin terlewatkan oleh analis manusia, AI secara signifikan mengurangi waktu respons. Namun, pelaku kejahatan juga akan memanfaatkan AI untuk menciptakan ancaman yang lebih kompleks, seperti malware buatan AI dan kampanye phishing tingkat lanjut.
Dengan para pembela dan penyerang sama-sama memanfaatkan kekuatan AI, hal ini membuat persaingan senjata keamanan siber menjadi lebih dinamis. 2. Mengadopsi arsitektur zero trust Berdasarkan prinsip "jangan pernah percaya, selalu verifikasi," model keamanan zero trust akan mendominasi strategi perlindungan pada tahun 2025. Kerangka kerja zero trust beroperasi berdasarkan gagasan bahwa setiap pengguna, perangkat, dan koneksi – di dalam atau di luar jaringan – harus terus diautentikasi dan diotorisasi. Dengan munculnya pekerjaan hibrida dan jaringan terdistribusi, zero trust akan membantu mengurangi ancaman internal, mengurangi permukaan serangan, dan menyediakan kontrol akses terperinci di semua titik akhir. 3. Menjaga keamanan rantai pasokan Perlindungan rantai pasokan akan menjadi prioritas karena bisnis mengakui adanya risiko yang ditimbulkan oleh vendor dan mitra pihak ketiga. Survei terbaru menunjukkan bahwa insiden keamanan yang terkait dengan pihak ketiga meningkat.